KAJIAN NUMEROLOGI DALAM ISLAM

 

Apa Hukum Islam tentang Numerologi?
“Numerologi nama” diklaim sebagai metode untuk mengungkap informasi tersembunyi dalam nama kita. Mereka mengklaim bahwa nama lahir mengungkapkan sifat dan karakteristik pribadi yang unik bagi seseorang saat lahir. Ketika seseorang mengubah namanya setelah menikah, mereka mengklaim, ia dapat memiliki gambaran tentang seperti apa hidupnya nanti.
Mengenai kepercayaan bahwa numerologi nama memiliki kekuatan dalam mewujudkan keinginan, sifat, dan karakteristik seseorang atau dalam menentukan rencana masa depan seseorang atau seperti apa hidupnya nanti, itu adalah ide yang tidak berdasar sejauh menyangkut Islam, oleh karena itu, hal itu tidak diakui dalam Islam.

Lebih jauh lagi, tidak ada tempat dalam Islam bagi siapa pun yang meramal masa depan atau mengungkapkan hal-hal yang gaib. Sebagai umat Islam, kita percaya bahwa hanya Allah yang memiliki pengetahuan yang lengkap dan akurat tentang masa depan dan hal-hal yang gaib. Oleh karena itu, umat Islam dilarang untuk berkonsultasi dengan peramal masa depan, ahli astronomi, atau ahli numerologi. Kita tidak boleh mempercayai ramalan mereka.
Al -Qur’an mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan diperbuatnya besok…” (Luqman: 34) Nabi (saw) berkata, “Janganlah kamu bergaul dengan para ahli nujum .” (HR. Ahmad)
Dalam konteks ini, ulama terkemuka, Mufti Ibrahim Desai menyatakan:

“Menggunakan ilmu perbintangan atau ilmu angka untuk meramal masa depan adalah haram . Rasulullah saw melaknat orang-orang yang melakukan peramalan nasib. Oleh karena itu, hendaknya manusia dicegah dari melakukan perbuatan yang berdosa ini.”

Adapun pemanfaatan ilmu angka dalam menerangkan Al-Qur’an, maka kami akan mengutip perkataan ulama besar muslim, Syekh Yusuf Al-Qaradawi , yang berbunyi sebagai berikut:

“Numerologi tidak memiliki aturan logika dan tidak mewakili fakta ilmiah. Kami ingin bertanya siapa yang menyusun huruf-huruf dengan cara tertentu yang diketahui oleh para ahli numerologi? Mengapa kita harus menerima cara penyusunan ini dan menolak yang lain? Mengapa kita harus memberikan angka-angka tertentu pada huruf-huruf alfabet? Semua pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang didasarkan pada fakta ilmiah, bukan sekadar spekulasi dan takhayul. Menggunakan apa yang disebut numerologi untuk menentukan waktu Hari Kiamat sama sekali tidak dapat diterima, karena bertentangan dengan makna yang jelas dari ayat-ayat Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa waktu Kiamat hanya diketahui oleh Allah. Allah SWT berfirman: “Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, kapankah terjadinya. Katakanlah: “Pengetahuan tentang kiamat itu hanya di sisi Tuhanku. Dia sendiri yang akan memperlihatkannya pada waktunya. Kiamat itu berat di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak datang kepadamu kecuali tanpa diduga. Mereka bertanya kepadamu seolah-olah kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Pengetahuan tentang kiamat itu hanya di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Al-A’raf: 187)

Menjelaskan Al-Qur’an dengan menggunakan apa yang disebut ilmu angka ini membuka pintu terhadap takhayul lebih lanjut dan mengubah ayat-ayat yang mencerahkan ini menjadi kata-kata belaka yang rentan terhadap pemikiran yang menyimpang atau tidak masuk akal. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Khalifah Abu Bakar yang berkata: “Bagaimana aku bisa merasa tenang dan nyaman, jika ternyata aku menjelaskan Al-Qur’an dengan sesuatu yang tidak aku ketahui.”

Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh SA Mohamed Burhanudeen, sebagaimana yang ditulisnya:

“Numerologi dilarang dalam Islam. Sebagian orang telah memperkenalkannya dalam Islam dengan memberikan beberapa angka pada huruf Arab. Umat Islam yang tidak berdosa meyakini bahwa ini juga merupakan bagian dari Islam. Islam adalah agama Allah yang sejati. Dia menyempurnakan agama-Nya dalam segala aspek. Tidak seorang pun dapat memperkenalkan hal baru dalam agama ini. Nabi kita (saw) telah memperingatkan dengan keras tentang mengimpor inovasi ke dalam Islam, karena Islam telah disempurnakan oleh Allah. Nabi (saw) bersabda: “Setiap inovasi adalah kesesatan dan kesesatan, dan semua yang menyesatkan manusia mengarah ke Neraka.” (Musnad Ahmad).